Pages

Sabtu, 28 Juli 2007

..

kocap kacarito = diceritakan oleh = entah berantah = in the upon time

dek jaman semono = pada zaman dahulu = in the upon time ago

lan ana maneh tanda yekti kuwasaning Allah yaiku anggone anggawakake jodho marang sira saka awakira dewe, supaya sira tresnaha marang rabiniro, sarta andadekake sih-sihan. kang mangkono iku tumrap wong kang gelem mikir(qs Ar Rum : 21)

sampun katimbalan dening gusti allah = telah meninggal dengan tenang kehadapan ALlah

semaput = pingsan

mlaku = mlampah = jalan kaki

lintang panjer sore = bintang venus

Rabu, 04 Juli 2007

sastra jawa

Sastra Jawa secara global bisa dibagi menjadi dua kategori yaitu yang ditulis dalam bentuk prosa atau puisi. Dalam bentuk prosa biasanya disebut gancaran dan dalam bentuk puisi biasa disebut dengan istilah tembang. Sebagian besar karya sastra Jawa ditulis dalam bentuk tembang mulai dari awal bahkan sampai saat ini. Untuk informasi lebih lanjut silakan lihat artikel: Tembang dalam Sastra Jawa.
Sastra Jawa Kuna
Sastra Jawa Kuna ditarikh kurang-lebih ditulis dari abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi, dimulai dengan Prasasti Sukabumi. Karya sastra ini ditulis baik dalam bentuk prosa (gancaran) maupun puisi (kakawin).
Daftar Karya Sastra Jawa Kuna dalam bentuk prosa
Candakarana
Sang Hyang Kamahayanikan
Brahmandapurana
Agastyaparwa
Uttarakanda
Adiparwa
Sabhaparwa
Wirataparwa, 996
Udyogaparwa
Bhismaparwa
Asramawasanaparwa
Mosalaparwa
Prasthanikaparwa
Swargarohanaparwa
Kunjarakarna
Daftar Karya Sastra Jawa Kuna dalam bentuk puisi (kakawin)
Kakawin Tertua Jawa, 856
Kakawin Ramayana ~ 870
Kakawin Arjunawiwaha, mpu Kanwa, ~ 1030
Kakawin Kresnayana
Kakawin Sumanasantaka
Kakawin Smaradahana
Kakawin Bhomakawya
Kakawin Bharatayuddha, mpu Sedah dan mpu Panuluh, 1157
Kakawin Hariwangsa
Kakawin Gatotkacasraya
Kakawin Wrettasañcaya
Kakawin Wrettayana
Kakawin Brahmandapurana
Kakawin Kunjarakarna, mpu "Dusun"
Kakawin Nagarakretagama, mpu Prapanca, 1365
Kakawin Arjunawijaya, mpu Tantular
Kakawin Sutasoma, mpu Tantular
Kakawin Siwaratrikalpa, Kakawin Lubdhaka
Kakawin Parthayajna
Kakawin Nitisastra
Kakawin Nirarthaprakreta
Kakawin Dharmasunya
Kakawin Harisraya
Kakawin Banawa Sekar Tanakung



from : ipyn

Minggu, 01 Juli 2007

belajar bahasa jawa.... ^_^

Bahasa Jawa dituturkan oleh lebih dari 60 juta penduduk Indonesia (termasuk di Suriname, Kaledonia Baru, Malaysia, Singapura dan lain sebagainya). Terbagi dalam macam-macam dialek dan logat yang tergantung wilayahnya. (Bagi yang lancar bahasa Jawa boleh dibaca boleh tidak..heheheh)Selain dialek daerah, dikenal juga yang namanya dialek sosial yang garis besarnya sebagai berikut :a. Ngoko (Kasar) : dituturkan kepada rekan (rakan) sebaya, orang lebih tua kepada yang lebih muda, orang yang statusnya lebih tinggi kepada bawahannya.b. Madyo (menengah) : peralihan antara Ngoko dan Kromo.c. Kromo (Halus) : dipergunakan kepada orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati. Varian lebih tingginya adalah Kromo Inggil, Bagongan dan Kedaton (bahasa Kraton).Nah, kita masuk saja pada sistem pengucapannya. Bahasa Jawa mempunyai sistem bunyi sebagai berikut :

Huruf Hidup (Vokal)“a” dibaca seperti biasa pada bahasa Indonesia/Melayu“a” atau “o” dibaca seperti mengeja “o” pada kata “bola” misalnya joko, nggowo (membawa)“i” dibaca seperti biasa pada bahasa Indonesia. Namun jika ada dua “i” seperti kata pithik (ayam), dalam bahasa Jawa baku huruf “i” yang kedua akan terbaca seperti “e” pada kata becak (pi:the’). Namun di dialek Banyumasan dan Jawa Timuran kesemuanya terbaca seperti “e” (pe:the’)“u” dibaca seperti biasa, namun dalam bahasa Jawa Baku, jika ada dua “u”, seperti mudhun (turun) akan terbaca (mu:dhon) dengan “o” seperti bosan, namun di Jawa Timur dan Banyumas terbaca seperti “o” pada bosan semuanya (mo:dhon).“e” terbagi menjadi tiga macam, yaknia. terbaca seperti peniti , contoh sepi, meri (anak itik)b. terbaca seperti ekonomi , contoh édhan (gila), wage, tempec. terbaca seperti merah, contoh gèthèk (rakit bambu)“o” terbaca seperti ijo .

Huruf Mati (Konsonan)Huruf tertentu seperti b, d, g, j mengalami penekanan sehingga terdengar seperti bh, dh, gh, jh dan diawal kata terdengar seperti mb, nd, ngg, nj contoh :Bogor dilafalkan mbogorGanyang dilafalkan ngganyangDemak dibaca ndema’Jawa, kadang dibaca njowoKemudian huruf k pada akhir kalimat terbaca seperti apostrof atau koma ‘ain…sepertiMasak dibaca masa’Bebek dibaca bebe’Nyemak (menyimak) dibaca nyema’Nyamuk dibaca nyamu

Menyambung yang sebelumnya, saya mulai saja pemahaman bahasa Jawa bagi yang berminat mendalaminya…berikut ini saya berikan ungkapan dasar yang saya dasarkan pada 3 dialek, yakni 2 dialek sosial (Ngoko dan Kromo), serta dialek Jawa Timuran. Kode (N) adalah Ngoko, (K) adalah Kromo dan (JT) adalah Jawa Timuran berikut cara bacanya..

Pengucapan salam
Sugeng Enjang (su:gh?? enjhA:?) = selamat pagi
Sugeng siang (su:gh?? si:yA?) = selamat siang
Sugeng sonten (su:gh?? sont?n) = selamat sore
Sugeng Ndalu (su:gh?? ndhA:lu: ) = selamat malam
Sugeng tindhak (su:gh?? ti:ndhA:?) = selamat jalan
Sugeng Makaryo (su:gh?? ma:karyò) = selamat bekerja
Sugeng Rawuh (su:gh?? ra:woh) = selamat datang

Ungkapan dasariyo (N & JT),
Inggih(K) (i: ?g?h) = ya
Ora (N), Gak (JT), Mboten (K) = tidak
Dhurung(N) (dhu:ro?); Gurung(JT) (gho:ro?), dhereng(K) = belum
Wis (N & JT) ; Sampun (K) = sudah
Piye kabare? (N); Yok opo kabare? (JT); Dhos pundhi kabaripun? (K) = apa kabar?
Apik (N & JT), sae kemawon (K) = baik-baik sajaAmit (N & JT),
nuwun sewu (K) = permisi (melewati seseorang)Kulo nuwun = permisi (ketika bertamu ke rumah seseorang)
Jenengku…..(N); Aranku…(JT); nami kulo….(K) = nama saya…….
Aku seko….(N); Aku teko’….(JT); kulo saking…. (k) = saya dari……
Monggo = silahkan
Piro? (N & JT); pinten? (K) = berapa?
Sopo? (N & JT); sinten? (K) = siapa?
Opo? (N & JT); menopo? (K) = apa?
Kepriye? (N); Yok opo? (JT); Dhos pundhi?/Pripun? (K) = bagaimana?
Endhi? (N & JT); Pundhi? (K) = mana?
Kapan? = kapan?/bila?
Aku tresno marang sliramu = aku mencintaimu…

perhitungan dalam bahasa jawa dalam bentuk Ngoko (N) dan Kromo (K)

1 = siji (N); setunggal (K)
2 = loro (N); kalih (K)
3 = telu (N); tigo (K)
4 = papat (N); sekawan (K)
5 = limo (N); gangsal (K)
6 = nem (N & K)
7 = pitu (N & K)
8 = wolu (N & K)
9 = songo (N & K)
10 = sepuluh (N); sedhoso (K)
11 = sewelas (N); setunggal welas (K)
12 = rolas (N); kalih welas (K)
13 = telulas (N); tigo welas (K)
14 = patwelas (N); sekawan welas (K)
15 = limolas (N); gangsal welas (K)
20 = rong puluh (N); kalih dhoso (K)
21 = selikur (N & K)
22 = rolikur (N); kalih likur (K)
25 = selawe (N); selangkung (K)
30 = telung puluh (N); tigang dhoso (K)
50 = seket (N & K)100 = satus (N & K)
1000 = sewu (N); setunggal ewu (K)
10000 = sepuluh ewu (N); sedhoso ewu (K)
1000000 = sayuto (N & K )